Pengadilan Agama mencatat hampir 25% kasus perceraian yang terjadi pada tahun 2020 disebabkan oleh masalah ekonomi. Ini menunjukkan bahwa manajemen keuangan berperan besar dalam menentukan keharmonisan keluarga. Tanpa perencanaan keuangan keluarga yang baik, pasangan suami istri rentan mengalami berbagai masalah ekonomi. Mulai dari lilitan hutang, kebutuhan yang tidak terpenuhi, hingga tujuan investasi yang tidak sejalan. Akhirnya semua masalah itu menimbulkan perselisihan panjang yang tak terselesaikan antar pasangan.
Jangan sampai hal itu terjadi pada keluarga Anda. Siapkan perencanaan keuangan yang baik bersama pasangan agar ekonomi keluarga berjalan lancar. Isu inilah yang diangkat Atome dalam webinar bertajuk “A Talks : Kamu dan Aku Sama – Sama Atur Keuangan!“. Atome berkolaborasi dengan komunitas @uang_kita, @shestarts.id, dan @indonesiafinancesociety untuk membahas bagaimana cara mengatur keuangan yang baik bersama pasangan. Kira – kira apa saja tips and trick dalam mengelola keuangan keluarga? Simak insight menarik dari webinar yang diselenggarakan tanggal 4 Maret 2022 kemarin berikut ini.
Cara Mengatur Keuangan Dengan Pasangan
Menikah bukan sekadar menyatukan dua hati untuk saling mengasihi. Di dalamnya juga terdapat komitmen dan tanggung jawab antar pasangan untuk bersama – sama menjalankan roda ekonomi keluarga. Karena itulah, butuh financial planning yang tepat agar keuangan keluarga ke depannya tidak keteteran. Berikut beberapa tips mudah mengatur keuangan bersama pasangan yang bisa Anda praktekkan dalam kehidupan berumah tangga.
1. Saling Terbuka Soal Finansial
Kunci utama pengaturan keuangan keluarga yang baik yaitu saling terbuka. Pasangan harus saling jujur tentang masalah keuangan masing – masing, bahkan jauh – jauh hari sebelum memutuskan menikah. Tak heran, banyak penasehat pernikahan yang selalu menyarankan calon mempelai untuk melakukan pre marriage talk secara intens. Salah satunya yaitu membahas keuangan. Mulai dari seberapa banyak harta yang dimiliki, jumlah pemasukan dan pengeluaran per bulan, hingga besarnya utang (jika ada). Sebab, setelah menikah bukan hanya “uangmu uangku, tapi juga utangmu jadi utangku“.
Ketika pasangan memiliki beban tanggung jawab membiayai orang tua, adik, atau saudara lainnya juga perlu dibicarakan sejak awal. Sehingga daftar pengeluaran keluarga dapat dilacak secara jelas. Jangan sampai ada pengeluaran yang ditutup – tutupi hanya karena takut tidak mendapat persetujuan pasangan. Lebih baik jujur sedari awal dan melakukan kesepakatan tertentu sebagai jalan tengah.
2. Budgeting Dengan Rumus 10:20:30:40
Setelah saling terbuka perihal masalah keuangan dengan pasangan, Anda perlu melakukan perencanaan keuangan yang baik melalui budgeting. Penentuan anggaran pengeluaran bulanan sangatlah membantu Anda dalam menggunakan uang secara lebih bijak. Sehingga pengeluaran terkontrol dan tidak melebihi pemasukan yang Anda berdua dapatkan. Sebagai rekomendasi, gunakan rumus budgeting 10:20:30:40 dengan rincian sebagai berikut:
- 10% dari total pemasukan untuk kebutuhan sosial seperti donasi.
- 20% dari total pemasukan untuk tabungan atau investasi.
- 30% dari total pemasukan untuk membayar cicilan (jadi, usahakan jika ingin berutang nilainya tidak melebihi 30% total pemasukan).
- 40% dari total pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, seperti biaya makan, tempat tinggal, tagihan listrik, air, pulsa, dan lain lain.
3. Siapkan Dana Darurat
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Bahkan, di saat semua baik – baik saja, berbagai kondisi tak terduga bisa saja muncul tiba – tiba. Misalnya, pasangan kehilangan pekerjaan, keluarga mengalami kecelakaan atau penyakit serius, hingga terjadinya bencana alam atau krisis moneter. Tentu semua itu berpengaruh besar terhadap ekonomi keluarga sehari – hari. Sehingga Anda dan pasangan wajib menyiapkan dana darurat dengan nominal yang tepat.
Penentuan besaran dana darurat tidak boleh sembarangan, apalagi hanya mengandalkan perkiraan. Penentuan dana darurat berbeda – beda tiap keluarga, tergantung jumlah tanggungan dan stabilitas profesi Anda.
- Jika masih berstatus single dan belum punya tanggungan, maka dana darurat minimal sebesar 3x jumlah pengeluaran per bulan.
- Jika sudah menikah dan memiliki anak, maka dana darurat minimal yang harus Anda miliki yaitu 6x jumlah pengeluaran per bulan. Jika memiliki 2 anak, maka kalikan dua menjadi 12x jumlah pengeluaran bulanan.
- Selain itu, sesuaikan juga dengan stabilitas profesi Anda. Semakin ‘tidak pasti’ profesi kepala keluarga, maka butuh pengkalian dana darurat lebih banyak.
4. Bijak Dalam Berbelanja
Selain memperhatikan rumus budgeting yang telah disepakati, Anda dan pasangan juga harus menerapkan pola belanja yang bijak. Bahkan, jika perlu Anda bisa berdiskusi dengan pasangan sebelum membeli barang – barang tertentu. Selain menghindari cekcok, langkah ini juga efektif untuk memastikan pengeluaran tidak melebihi jumlah pemasukan. Lakukan beberapa pertimbangan berikut setiap akan memutuskan berbelanja:
- Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sebelum belanja suatu barang, coba telusuri apakah barang tersebut termasuk kebutuhan yang sifatnya urgent atau sekadar keinginan belaka.
- Telusuri apakah keberadaan barang incaran tersebut mempengaruhi kehidupan kita atau tidak. Jika barang tersebut tidak terlalu berpengaruh secara signifikan untuk hidup kita, lebih baik tidak perlu membelinya.
- Ingat – ingat kembali apakah Anda telah memiliki barang tersebut atau belum. Biasanya beberapa orang berbelanja banyak barang yang sama hanya untuk mengoleksi varian warna atau desainnya yang beragam. Agar tidak berujung pada pemborosan, lebih baik prioritaskan memenuhi kebutuhan daripada mengoleksi barang yang telah Anda punya.
5. Lakukan Gaya Hidup Smart Spending
Selain menerapkan pola belanja secara bijak, Anda juga perlu membiasakan smart spending yang lebih efektif dalam mengatur keuangan. Saat ini tren belanja menggunakan layanan “Buy Now Pay Later” semakin banyak dipilih karena menawarkan banyak kemudahan. Contohnya, jika menggunakan aplikasi Atome. Anda bisa berbelanja semua kebutuhan dan barang impian sekarang juga, lalu mencicil tagihannya nanti selama 3 atau 6 bulan. Besarnya tagihan pun sesuai nominal transaksi, tanpa adanya tambahan bunga, DP, dan biaya admin. Anda juga tidak perlu khawatir terlambat membayar angsuran, karena aplikasi Atome selalu mengirim push notification secara otomatis sebelum jatuh tempo berakhir.
Cara belanja seperti ini akan memudahkan Anda dalam mengontrol pengeluaran bulanan. Sebab, semua nominal tagihannya jelas dan bisa Anda sesuaikan berdasarkan anggaran. Cukup melihat menu Tagihan pada aplikasi Atome dan Anda pun akan tahu besarnya cicilan yang harus dibayar per bulan. Dengan fasilitas cicilan 0% dari Atome, Anda tidak perlu menunda belanja untuk meningkatkan produktivitas dan kebutuhan profesional Anda lagi.
Sekarang Anda pasti mulai sadar kalau keluarga yang harmonis tak cukup hanya dengan bermodal cinta. Butuh keterbukaan dan perencanaan keuangan yang baik agar perekonomian keluarga lancar dan menciptakan kebahagiaan. Gunakan aplikasi Atome untuk menerapkan smart spending yang efektif dalam pengelolaan keuangan keluarga. Semua kebutuhan terpenuhi dan pengeluaran pun tetap terkontrol dengan adanya fasilitas cicilan 0% hingga 3 atau 6 bulan. Bahkan, Anda berkesempatan mendapatkan voucher diskon eksklusif dari 5.000 lebih merchant yang telah bekerjasama. Sehingga lebih menghemat pengeluaran Anda sehari – hari. Jadi, tunggu apa lagi? Segera download dan gunakan aplikasi Atome sekarang juga. Dan ikuti juga semua media sosial Atome untuk update informasi promo terbaru.
Materi ini dibuat atau dikeluarkan oleh PT AFI